Sambutan Manis untuk Ramadhan, Dosa Ditepis Demi Ampunan

Alhamdulillah atas segala kenikmatan yang telah diberikan Allah kepada kita, sehingga tersisa hitungan hari untuk menjemput Tamu Agung dari yang Maha Agung. Siapa lagi bila bukan Bulan Ramadhan.  Ia adalah tamu yang begitu mulia dan dinanti-nanti karena melimpahnya keberkahan di dalamnya. Sudah selayaknya julukan ‘Tamu Agung’ menempel darinya sebagai wujud cinta Allah Swt kepada makhlukNya. Ramadhan memang bagaikan tamu agung yang hendak menuju rumah kita dan membawa oleh-oleh berupa berkah dan ampunan.

Pernahkah engkau begitu berdebar-debar ketika akan kedatangan pejabat tinggi ?

Pernahkah engkau begitu gembira ketika hendak kedatangan kekasih ?

Atau pernahkah engkau demikian sibuk membersihkan rumah dan menyiapkan sajian terlezat demi melayani sosok yang sangat dihormati ?

Jika jawaban dari pertanyaan diatas adalah ‘pernah’, maka menjadi wajar saat seseorang begitu mencintai, menghormati, dan mengagungkan sesuatu yang dinantinya kemudian memberi persembahan terbaik atas cara pandang positif terhadap objek tersebut. Andaikan seseorang memiliki cara pandang negatif terhadap suatu objek, tak mungkin dirinya akan mempersiapkan dan mempersembahkan layanan terbaik pada objek tersebut.

Artinya, jika manusia mengikuti fitrah ruh dan akal sehatnya, mereka akan mengatakan bahwa Ramadhan adalah kado terindah dari Tuhan untuk hambaNya yang mau menyambutnya dengan hati gembira nan penuh suka cita. Bagaimana mungkin manusia tidak gembira ketika bertemu bulan penuh kemuliaan, keutamaan, keberkahan, ampunan, pintu surga terbuka lebar sedang pintu neraka tertutup rapat, seakan-akan kenikmatan surga termanifestasi dalam keindahan bulan Ramadhan.

Sungguh merugi bagi mereka yang menyia-nyiakan kesempatan ini. Ibarat pengagum artis, bukankah sangat disayangkan bila penggemar gagal bertemu sang idola,  penggemar menyia-nyiakan kesempatan untuk dapat sekedar foto bersama, atau bahkan mendapatkan tandatangan dari sang idola?.  Sebagaimana kedatangan bulan Ramadhan, jangan abaikan kesempatan ini. Hendaknya kita tidak bersikap ‘biasa saja’ dalam menyambutnya. Berikan sambutan termanis dengan cara mempersiapkan diri secara fisik maupun batin. Persiapkan jasadmu menjadi lebih bersih dan sehat daripada sebelumnya. Persiapkan akalmu menjadi lebih jernih daripada sebelumnya. Dan persiapkan batinmu untuk senantiasa bergembira dan mesra menggandeng bulan Ramadhan menuju jannahNya.

Sambutan termanismu untuk Tamu yang Agung (Bulan Ramadhan) akan semakin menghantarkanmu pada terbukanya cahaya kesucian, kemuliaan dan ampunan yang tak sebanding dengan noda yang ada dalam jiwamu. Ramadhan akan membakar catatan kemaksiatan hamba dan mencelupkan pada ampunanNya. Sungguh kenikmatan yang luar biasa, saat seorang hamba mampu memanfaatkan momentum tersebut untuk kebaikan, hingga Ramadhan pergi dan meninggalkan kita dalam keadaan bersih (fitrah) bagaikan lahir kembali.

Ramadhan tahun ini memang sedikit berbeda nuansa. Ia menjadi pereda dahaga dan penyejuk atas lelahnya jiwa manusia yang terpontang-panting menghadapi Virus Corona. Jika berprasangka baik adalah keharusan, maka Wahai Ramadhan ! hadirlah dan berikan harapan baru bagi seluruh insan !

Oleh                : Ratna

Inspirator       : AHS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.