Dalam buku belajar hidup Jalaludin Rumi karya Haidar Baghir menjelaskan bahwa Jalaludin Rumi menggambarkan bagaimana seharusnya manusia hidup dalam keadaan sesulit apapun, dalam ujian apapun termasuk seperti wabah Covid-19 sekarang ini. Sebagaimana tertera dalam puisi Jalaludin Rumi sebagai berikut :
Wujud Manusia adalah Rumah Penginapan
Setiap Pagi Tamu Baru
Kegembiraan, Kesumpekan, Kekejaman
Kadang Kesadaran-Kesadaran Sesaat Tiba
Sebagai Tamu Kejutan
Sambut dan Jamu Semua
Bahkan, Jika itu Tumpukan Kesedihan yang Ganas
Sapu Semua Perkakas Rumahmu
Boleh Jadi, Ia Bersihkan Dirimu Demi Pesona Baru
Kesumpekan, Rasa Malu, Kelicikan
Songsong di Pintu dengan Tawa
Ajak Masuk
Syukuri Apa Saja yang Datang
Karena Semua itu adalah Utusan
Sebagai Pandu dari Sana
Untuk melihat pembacaan puisi tersebut, silakan klik link di bawah ini:
Hikmah yang dapat kita ambil dari puisi tersebut sesungguhnya datangnya ujian dapat mematangkan jiwa manusia serta memberi pencerahan bagi hidup. Manusia itu memiliki kecenderungan untuk memandang sesuatu dengan resolusi cara pandang menurut persepsinya. Jika covid-19 ini dipandang sebagai momok yang berbahaya yang sangat menakutkan, maka semua yang dilihatnya akan terasa seperti sebuah ancaman. Oleh karena itu hendaknya kita memiliki resolusi pandangan yang jernih yakni dengan berkhusnudzan dan hal itu akan menenteramkan. Sehingga kita dapat beribadah dengan tenang dan memanfaatkan situasi ini dengan hal-hal yang positif.
Covid-19 sedang bertamu di negeri kita. Sebagai seorang muslim dan warga negara yang baik kita haruslah menaati himbauan dari pemerintah. Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa’ ayat 59 :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ
وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنكُمْ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah
Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu”.
So, tetap tenang dan stay at home
Oleh: Fauziah (Mahasiswa Tasawuf Psikoterapi)
Admin: Ratna