Kenikmatan Dzikir Jama’i Bersama Mahasiswa Tasawuf dan Psikoterapi

Rabu, 30 Oktober 2019, puluhan mahasiswa Prodi Tasawuf dan Psikoterapi melaksanakan Dzikir Jama’i di Laboratorium TP. Dzikir dilakukan dengan membaca kalimah tayyibah secara serentak dan menghadap kiblat. Dzikir ini dipimpin oleh Bapak Akhmad Hasan Saleh selaku dosen Prodi Tasawuf dan Psikoterapi. Menariknya, biasanya dzikir dilantunkan dengan berbahasa arab, tetapi mereka justru memiliki lafadz dzikir campuran, yakni berbahasa arab dan jawa. Hal ini mengartikan bahwa esensi dari dzikir bukan sekedar lafadz zahirnya, melainkan bagaimana menghayati makna kalimat dzikir yang kemudian membawa pelakunya menuju kenikmatan mengingat Allah.

            “Allahumma Ya Rabbana, cukupono loberono, beras akeh duit akeh, kanggo ngaji lungo haji, barokahe Nabi Wali”. Sekilas memang kalimat itu tampak seperti mantra. Tapi itulah sepenggal diantara lantunan dzikir yang mereka ucapkan. Bila diubah ke bahasa indonesia menjadi “Ya Allah Tuhan kami, cukupkan dan lapangkanlah, beras banyak uang banyak, untuk mengaji dan berangkat haji, mendapat berkahnya Nabi dan Wali”. Rangkaian bacaan dzikir tersebut merujuk pada buku pedoman yang ditulis oleh M. Ihya’ Ulumiddin dari Malang.

Saat dimintai pendapat, mahasiswa TP merasakan efek yang tidak biasa usai berdzikir bersama. “Ketika baru datang, kepala saya terasa banyak masalah. Namun, usai melaksanakan dzikir saya merasa tenang”, ujar Maghfirotul Fitria (mahasiswa prodi TP semester 1). Dosen yang kerap dijuluki Bapak Hasol juga berpesan bahwa apapun yang kita lakukan hendaknya selalu diselingi dengan dzikir Laa ilahaillallah. Karena kunci menyelesaikan permasalahan adalah dengan mengingat Allah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.