3 Sifat Nabi yang Patut Diteladani untuk Menyikapi Virus Corona

Coba perhatikan dua kata terakhir judul diatas! Sudah tidak asing lagi bukan? Ya, Covid-19 memang telah menunjukkan eksistensinya di dunia meski kehadirannya tidak dapat dilihat dengan mata kepala. Berbagai sumber berita menyampaikan bahwa kasus terdampak akibat Covid-19 kian meningkat setiap harinya. Artinya virus tersebut cukup memiliki pengaruh besar terhadap keadaan masyarakat, terkhusus dalam hal kesehatan.

Berbagai tawaran solusi medis untuk meminimalisir penyebaran virus ini sudah merebak kemana-mana, seperti mencuci tangan, memakai masker, dan lain-lain. Tetapi, tulisan kali ini tidak akan membahas tentang pencegahan medis, melainkan memberikan wawasan baru dengan sudut pandang baru dalam memaknai pandemi yang saat ini sedang terjadi. Untuk lebih lengkapnya silakan tonton video di bawah ini atau klik link di berikut :

https://youtu.be/l1G37cThfVg

Tanpa mengesampingkan kontribusi para dokter dalam menangani kasus covid-19, para sufi pun sebetulnya juga memiliki kontribusi dalam mencegah wabah corona. Dalam hal ini adalah bagaimana karakter sufi dalam mengantisipasi covid-19. Mereka senantiasa meneladani sifat para nabi (merujuk pada kitab Rosail karangan Junaid al-Baghdadi). Dikarenakan sejarah masa lampau merupakan pelajaran bagi masa depan. Maka dari itu hendaknya kita mempelajari bagaimana kisah-kisah umat terdahulu untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam bersikap di masa sekarang.

Nah, berikut adalah ulasan tentang tiga sifat nabi yang memiliki relevansi dengan pencegahan covid-19 :

  • Ridho

Sifat ridho ini bagaikan sifat Nabi Ismail. Dahulu, Nabi Ismail hendak disembelih oleh ayahnya (Nabi Ibrahim) atas perintah Allah Swt. Padahal secara logika hal tersebut tidaklah pantas dan terkesan kejam. Namun keimanan Nabi Ismail sangat kuat sehingga ia menerima ketetapan Allah tanpa mengeluh kemudian ridha terhadap situasi apapun yang menimpanya. Sama halnya seperti kedatangan covid-19 ini, hendaknya kita ridho terhadap apa yang terjadi tanpa banyak mengeluh.

  • Sabar

Sifat sabar ini bagaikan sifat Nabi Ayyub. Dahulu, Nabi Ayyub pernah kehilangan harta, ditinggal keluarganya, dan mendapat penyakit kulit yang sangat parah di sekujur tubuhnya. Hingga akhirnya diasingkan ke hutan. Disaat-saat menderita sekian lamanya beliau tetap bersabar dan beribadah kepada Allah. Akhirnya Allah pun melenyapkan penderitaan tersebut. Sama halnya seperti apa yang kita alami sekarang, penderitaan yang kita alami tidak seberat yang dialami Nabi Ayyub as. Hendaknya kita mencontoh kesabaran beliau.

  • Uzlah

Sikap uzlah ini bagaikan sikap Nabi Yahya. Ketika menghadapi masyarakatnya, beliau memilih menghindari masyarakat dan mengasingkan diri untuk melihat mana yang baik dan mana yang buruk. Maka saat ini pula kita perlu untuk melakukan physical distancing untuk mendapatkan keselamatan dan kemaslahatan.

Namun yang perlu digarisbawahi, berada di rumah saja jangan dijadikan alasan untuk bermalas-malasan. Tetap lakukan aktifitas dengan semangat. Pada hakikatnya virus-virus tersebut adalah kotor maka perlu dibersihkan dengan cara menjaga kebersihan diri dan sering-sering berdzikir serta berdo’a. Semoga kita semua senantiasa mendapatkan kesehatan lahir dan batin.

Oleh : Ach. Labiq Aufa (Mhs Tasawuf Psikoterapi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.