Rabu, 26 Oktober 2022 Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi kembali memperingati bulan kelahirannya untuk yang ke-11 tahun. Tanpa menyia-nyiakan moment tersebut, prodi TP menggelar acara Studium Generale dengan bertemakan tasawuf. Tema tasawuf dipandang sebagai keilmuan yang perlu diangkat dan bahkan menjadi yang utama meskipun tidak harus mengesampingkan keilmuan-keilmuan lainnya seperti psikoterapi.
“Bersyukurlah kalian karena ditakdirkan menjadi mahasiswa TP. Karena sesungguhnya kita adalah orang-orang pilihan dari yang terpilih. Artinya kita adalah orang yang berjumlah sedikit namun sengaja ditakdirkan Allah untuk masuk ke jalan yang benar yaitu mendalami tasawuf”, ungkap Ibu Yuli Darwati, M.Si. selaku Kaprodi TP dalam sambutannya.
“Ada benarnya bahwa para mahasiswa adalah orang-orang terpilih sebagaimana yang disampaikan Kaprodi tadi, sebab Agama Islam ini memang memiliki trilogi yakni Iman, Islam, dan Ihsan. Nah tasawuf ini merupakan ihsan atau bisa dikatakan inti atau jantungnya Agama Islam“, tutur Bapak Dr. KH. Kharisuddin Aqib, M.Ag. selaku mursyid Thoriqoh Qadiriyah wa Naqsyabandiyah dalam pemaparannya.
Terbawa oleh nuansa kekhusyukan, acara yang digelar di gedung FUDA lantai 3 tersebut berlangsung dengan lancar sejak pukul 08.00-14.00 WIB. Selain pemaparan materi oleh Bapak Dr. KH. Kharisuddin Aqib, M.Ag sebagai narasumber kemudian juga ada praktik tasawuf dengan melakukan Talqin Zikir yang dipimpin oleh beliau sendiri sebagai mursyid tarekat.
Talqin Zikir dilakukan di musholla Gedung Fuda IAIN Kediri usai shalat dzuhur berjama’ah. Bapak KH. Kharisuddin sebagai sang mursyid menaruh harapan besar untuk mahasiswa agar praktik zikir melalui tarekat ini tidak berhenti disini, artinya terus diamalkan di rumah secara istiqamah. Semata agar mahasiswa tidak sekadar belajar tentang tasawuf saja (teoritis), namun juga menjadi pelaku tasawuf (pragmatis).