Katakan ‘Tidak Tahu’ Jika Tidak Tahu

Di dunia ini tidak ada satupun manusia yang maha tahu segalanya kecuali Allah Swt. Rasulullah yang mendapat julukan manusia terbaik pun mengakui bahwa beliau tidak tahu pada sesuatu yang memang tidak diketahuinya, semisal mengenai kepastian kapan kiamat datang. Oleh karenanya, menjadi tidak wajar bila ada manusia yang enggan mengakui ketidaktahuannya dengan alasan malu atau takut dianggap bodoh. Orang alim yang terkenal memiliki wawasan luas pun tidak akan disebut alim bila tidak wara’ atau berhati-hati. Kehati-hatian ini berupa sikap tidak membiarkan mulut mengatakan sesuatu yang belum diketahuinya. Karena sesungguhnya setiap ucapan itu ada pertanggungjawabannya.

Ucapan seseorang yang alim sering kita jumpai di sekolah, perguruan tinggi, panggung dan sejenisnya. Tempat-tempat itu mendapat stigma bagaikan ‘Grosirnya Ilmu Pengetahuan’ sehingga banyak para guru dan murid sama-sama mencari ilmu disana. Guru akan dianggap menjadi orang yang banyak tahu tentang segala sesuatu, efeknya murid akan mencari jawaban pada guru. Ada kalanya murid menanyakan sesuatu yang cukup sulit sehingga guru bingung bagaimana menjawabnya. Dalam kondisi seperti itu, guru akan diuji kealimannya. Orang alim adalah orang yang memiliki kejujuran, bagaimanapun adab dan akhlak menjadi nomer satu dan ilmu akan mengikutinya.

Salah satu indikator kejujuran seorang guru yang alim dapat dilihat dari bagaimana ia merespon sebuah pertanyaan yang sebetulnya ia belum mengetahui jawabannya. Bila guru mengatakan apa adanya bahwa dirinya tidak tahu maka itu lebih baik daripada mengada-ada jawaban yang sebetulnya tidak diketahui. Adapun perasaan malu akan dianggap bodoh merupakan bentuk ketidak’aliman seorang guru yang akan berdampak jangka panjang. Tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga orang lain.  Sikap kehati-hatian inilah yang akan menyelamatkan manusia dari kesombongan akan pengetahuannya.

Jika kamu adalah seorang mahasiswa, pandailah berlatih untuk menerapkan sikap wara’ dalam dunia perkuliahan. Berikut adalah langkah-langkah mudah dan praktisnya :

  1. Saat presentasi, jangan mudah menjawab pertanyaan dari audience tanpa dasar yang jelas. Katakan ‘tidak tahu’ bila memang belum tahu. Namun bukan berarti presentator dengan seenaknya memanfaatkan kalimat ‘tidak tahu’ untuk mencari aman. Tetaplah berusaha untuk mencari jawaban
  2. Saat berbicara hendaknya menganggap bahwa kebenaran ala manusia adalah relatif, namun bila pembicaraan membawa pada hikmah, kebaikan dan kemaslahatan adalah suatu anjuran
  3. Selalu merasa bahwa setiap ucapan akan dimintai pertanggungjawaban.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.